Saturday 29 September 2012

What should i say???

aku menulis lagi...bersama dengan sepi.
aku kembali lagi, mengiris dikit demi sedikit sisa borok yg masih tersisa di hati
aku di sini lagi, mengeruk gersang yang mengabarkan kematian
yah...sunyi...kembali sunyi mencomotku ke dalam pangkuan

sabar nak, kata Tuhan. sabar yang bagaimana lagi, Tuhan? kataku padaNya.
ya sabar. carilah maknanya sendiri. nanti kau akan pasti mengerti. titik.
kini Dia pergi dengan titik-titik yang menenggelamkan aku.
bersama berjuta tanda tanya aku mengumpat.
di suruhNya sabar! tapi tak menceritakan aku perihal sang sabar itu bagaimana wujudnya.
ya sudah. aku akan berkelana mencarinya, sang sabar....

hariku terlampaui dengan memikirkan si sabar yang tak kunjung menjelma. kini sepiku perlahan pudar terganti pencarianku akan sang sabar yang diperintahkan Tuhan.

berhari-hari, aku mulai lelah. berminggu-minggu aku mulai patah. arrrghhhhhhh....muntab. aku marah tak segera menemui si sabar. keyakinanku goyah akan perkataan Tuhan. bagaimana ini? aku tak mau tak percaya lagi pada Dia. tapi aku kecewa. sungguh Ia tak berjiwa, kutukku padaNya.

kini beralih pada sepi dan sunyi lagi. arrrrrrrrrrrrgggghhhhhhhhhhhhhhh....aku sakit. perih melanda. tak ada yang bisa kusapa, tak juga Tuhan yang telah kukutuki. aku benar kecewa padaNya. ku mendiamkanNya.

lalu? bagaimana ini selanjutnya??? tak ada yang tahu. tak juga aku. antara sabar dan sunyi. mana yang kan kusanjungi?????


Tuesday 18 September 2012

mengutuklah di sini!!!!


Kadang ia mengutuk, kadang ia meletup, kadang ia bergemuruh, kadang ia meradang, kadang pula ia tertahan. Amarah. Yah. Amarah. Bagaimana amarah bisa sebegitu gilanya menguasai dirimu? Pasti jarang diantaramu yang bisa mengendalikannya. Lalu?? Bagaimana jika kau tengah terayu oleh jerat amarah yang memerah darah dalam dadamu?? Menggemuruh. Mengoyak pertahanan kendali pedati pada hatimu. Yah, ia AMARAH. Yang memang begitu, semerah darah. Begitu menggelora dan membakar bak api neraka (meski kau belum merasakan seberapa dahsyat panas baranya). Tapi memang begitu. Kau dengan mudahnya terpancing untuk membanting segala. Kau begitu gampangnya tergoda untuk mengutuk menuduh. Kau begitu tertariknya untuk menjerit sesukamu. Meski memang kau tahu, itu akan sedikit melepaskan jeratan amarah itu.
Namun, sadarkah kau tak semua orang tahu bahwa kau hanya tak bisa mengendalikan jiwamu saat itu? tahukah kau tak semua orang paham bahwa emosi memberakutmu hanya sementara? Mengertikah kau bahwa tak semua makhluk sepertimu menerima sikapmu yang tengah terbelenggu amarah itu??? yang mereka tahu mungkin hanya kesakitan pula pada hati mereka karena kau kutuki. Yang mereka bisa hanya tergoda oleh amarah yang akan menggerogoti kesadaran mereka juga karena sikapmu? Tak ada bagusnya memang jika kau terjerat oleh sang amarah. Ia hanya sekelumit ego yang akan membakarmu sendiri nantinya.
Lalu?? Bagaimana caranya agar kau tak tergoda bujuk rayu amarah? Entah. Mungkin kau harus punya jampinya sendiri yang kau percayai. Mungkin dengan menyebut tuhanmu. Mungkin juga dengan kau ikat amarah itu pada gudang yang kosong di luar hatimu. Ah, ikatkan saja amarah itu pada otakmu. Suruh otakmu berkata padanya, sang amarah itu, agar ia tak ingin lagi menguasaimu. Bilang pada otakmu agar berpidato padanya tentang hidup mandiri tanpa bergelayut pada egomu lagi. Kau tahu?? Mungkin saja otakmu akan lebih bijaksana dari hatimu. Tapi tetap kau harus pahami. Tak ada yang bisa sempurna jika hidup sendiri. sinkronkan otakmu pula pada hatimu. Jangan biarkan otakmu itu menguasai sendiri egomu.
Ah, apa yang kubicarakan ini!!! sudah. Aku tadi hanya ingin menghilangkan emosi yang menggerogoti diriku. Olaaaaaa……….mungkin kau bisa menuliskannya saja perasaanmu yang tercengkeram oleh emosi!! Mengutuklah di sini!!!!! Menjeritlah di sini!!! 

Saturday 15 September 2012

sedikit kata


Sedikit malam kuhabiskan untuk kebodohanku yang dulu. Tak lagi ingin terjebak dalam raunganmu yang meraung tanpa wujud. Kudepak sudah sekelumit bayangan tentang indahmu. Meski kadang kau seperti komedo yang akan kembali mewujud. Seperti menodai kulit mulus pada hidungku yang untungnya tak melebar membesar. Tapi kau lain, mewujud pada hatiku yang terkoyak membengkak. Mewujud pada otakku yang terberai merambat. Menjengkelkan. Kadang. Jika kau tengah mewujudkan pada malam yang petang. Pada sepi yang meradang. Haus dan dahaga melanda…kini. Saat kumerangkai indah kata. Indahkah???
Suatu malam aku bermimpi tentangmu. Dalam nestapaku kau mencumbu. Begitu terhanyut kala itu. kutersihir beku. seperti biasa dongeng hanyalah semu, seperti halnya mimpiku. Menguap begitu tentu.
Lagi…apa ini yang kulontarkan!!! Masihkah ku merindukan senyumanmu wahai sang pengelana?? Kau pergi seperti maumu. Mengelanakan diri bersama desir angin yang merayumu. Sudah.. kau memang selayaknya mengebiri hayalanku yang tak akan pernah terlahir ke dunia.
Lantas??? Kau pikir suntikanmu pada otakku nekerja. Kau bilang padaku untuk merasakan cinta. Kau hujat aku dalam kebisuanku. Lalu lantas kau berhak lari begitu saja, hai kau pengelana. Alah. Kau memang benar. Aku harus menyayat mulutku dan merogoh suaraku yang terkubur dalam. Ku bisa gila memang jika kuhanya berdiam. Namun suara itu tak akan pernah bisa kau dengar. Tak mungkin bisa. karena suaraku ini tak berbentuk mp3 yang akan terdengar di siaran radio swasta, milik Negara, milik lembaga, apalagi di radio rusak. Tak akan!! Aku meramu suaraku ini di sini…kau akan tau sendiri!!! nanti…dalam suaraku yang lain lagi. (sedikit teringatkan prinsipku ini sebelumnya oleh salah satu blogger yang merupakan temanku juga, salam, sapiteng!!!hahah)

Friday 14 September 2012

terserah, baca atau tidak! terserah!!!

sejenak aku menghela napas hanya untuk kembali menyusun huruf2 melalui keyboard yang tlah lama tak terjamah olehku. ah, terlalu berlebihan jika aku bilang keyboard ini tlak tersentuh jemariku. mungkin kejujuran yang sebenarnya adalah, halaman kosong ini yang telah lama kutinggalkan meratapi kekosongannya. hhhhh.....aku menghela napas lagi. berpikir kata apa yang akan kususun menjadi kalimat yang mungkin akan dimengerti..sebentar. ada pesan masuk di ponselku...sekarang ijinkan aku memakan butiran kacang telorku yang memanggil2 untuk kukunyah...sudah, aku mengunyahnya sambil menjajarkan huruf2 menjadi kata, kata menjadi kalimat, kalimat yang menjadikannya suatu bentuk pola pikirku yang kini tengah kau baca. yah, sedikit pola pikirku...tak semua tentunya. seneng amat nanti kalau kamu tau siapa sebenarnya aku ini. jual mahal dikit tak apa, kan??? nanti lah... biar kususun satu persatu tulisanku yang nantinya bisa membuatmu membaca siapa aku dan siapa sebenarnya yang menjelmakan diri dari otakku.
alah...paling sekarang kau sudah jenuh kan membaca tulisanku. jujur saja kalau kau ingin sekali menutup halaman ini lalu tak akan mampir lagi untuk menengok pada tulisanku yang lain. memang. aku tak semenarik itu untuk diketahui. aku tak seindah itu untuk dirabai. terserah. toh ini tulisanku sendiri. tak ada urusannya denganmu yang tak mau menjelajahi barisan tanpa urgensi ini. sekali lagi...terserah. tak apa kalau kau ingin meng-klik tombol X dan minggat dari sini. itu toh hak kau sendiri. dan aku ucapkan selamat tinggal tanpa sampai jumpa.
lagi. aku bingung harus memulainya dari mana. goblok. dari tadi kan aku sudah mulai. benar2 goblok. kalau aku bisa mendengar otakmu, itu pun kalau kau masih tetap setia merabai tulisanku ini, pasti  sekarang aku mendengar kau membenarkan tentang kegoblokanku. lah, memang!!! kurang goblok apa aku yang bisanya cuma menuduh tentang hal yang tak kuketahui kebenaran yang sesungguhnya ini. what the fuck. itu sih katanya orang bule di film2 yang aku pernah tonton. meaningnya??? sama saja ketika kau mendengar ASU atau Jancuk, atau yang lainnya. eh, kurang adil kalau aku menulis Jancuk seperti ini, harusnya JANCUK, biar mantap. biar ada efek dramatisnya...ngaruh???? terserah ngaruh apa tak!
sebentar. sebenarnya dari tadi aku tak tahu mau menulis tentang apa. aku hanya merindukan untuk membelai tombol keyboardku satu persatu, meskipun banyak yang masih belum terkena sentuhan jemariku.. maaf untuk Q, Z, V, dan yang lainnya yang tak bisa kusebutkan satu persatu. nanti lah aku pikirkan kata2 untuk memasukkanmu ke dalam tulisan goblokku ini. sudah dulu. mau mencari inspirasi dulu. wassalam pembaca kegoblokanku yang setia.