Tuesday 30 August 2016

Kehamilan Bulan 2

Masa-masa yang sulit..paling sulit ketika awal kehamilan. Bagaimana tidak? Saya sudah merasakan bagaimana rasanya tubuh saya sangat mudah lelah. Sangat mudah nangis. Mulai mudah tersinggung (btw, selama kehamilan ibu akan sering merasa tersinggung dan sakit hati, he) karena hormon mulai berubah total. Padahal biasanya saya lumayan seterong sebagai wanita. Namun memang kehamilan membuat perubahan-perubahan signifikan tanpa kita sadari.

Bulan ke-2 kehamilan yang merupakan trimester awal menjadikan sebagian ibu merasa mual dan tidak doyan makan. Saya salah satunya. Mulai dari eneg lihat nasi, eneg lihat sayur, eneg lihat suami.. eh... enggak lah.. haha

Saya mencoba tegar. Meskipun tiap pagi saya berontak pada suami yang bangunin saya, padahal saya masih merasa lelah dan pusing. Apalagi bangunin untuk berangkat kerja. Haduuuhh.. serius itu berat. Akhirnya setelah saya konsultasi ke dokter, saya mencoba memasukkan sesuatu ke mulut saya tepat saat bangub tidur. Minum dan makan pisang atau biskuit. Walaupun seringkali saya juga tidak terlalu minat makan sepagi itu. Daripada saya sempoyongan. Makan biskuit atau pisang saja masih sempoyongan. Hmm.. kalau diingat.. rasanya saya tidak mau ngulang morning sickness yang terjadi sepanjang waktu itu.

Morning sickness. Sebutannya saja sudah "nggilani". Saya alergi dengar kata itu sampai sekarang. Nah, saya sempat bilang saya kehilangan selera makan. Iya. Lalu saya tidak makan? Makan. Kalau ingat bayi di perut saya yang membutuhkan.
Akhirnya saya putuskan untuk makan. Makan yang saya doyan. Karena sempat males sama nasi, saya makan kentang, pisang, jagung, ketela rambat, apapun yang membuat perut saya terisi. Meskipun kehilangan selera makan, saya sangat mudah lapar. Keluhan seperti ini akan setiap hari terjadi selama trimester satu. Atau sampai dengan minggu ke 12.

Jadi.. selamat berjuang bagi ibu yang merasakan morning sickness seperti saya.

Kehamilan Bulan Pertama

Sebelum menikah saya bercita untuk menuliskan sesuatu ketika nanti saya hamil. Tapi ketika saya awal hamil masih belum sempat, atau bisa juga disebut malas untuk menulis sesuatu. Kenapa? Karena saya baru tau bahwa hamil adalah suatu keadaan yang benar beratnya terasa. Saya baru sadar bahwa tiap ibu mengorbankan sesuatu yang besar untuk anak-anaknya. Dan saya baru sadar, ibu saya yang sudah meninggal belum merasakan kebahagiaan yang ingin saya berikan padanya. Sesuatu untuk membalas jasa besarnya mengandung, melahirkan, dan merawat anak nakal seperti saya. Maafkan anakmu ini ibu..

Baiklah.. di sini saya akan menceritakan bulan pertama kehamilan saya.

Seperti pada umumnya, tak ada perasaan apa-apa. Karena bulan pertama kehamilan calon bayi kita masih berupa telur yang nantinya siap untuk dibuahi.
Hamil bulan pertama adalah awal dari perasaan berdebar. Apakah usaha kita sudah berbuah? Apakah yang dilakukan sudah benar? Mungkin sebagian ibu yang hamil anak pertama merasakannya. Sampai akhirnya debaran itu kembali memuncak ketika terlambat datang bulan. Masih beberapa hari padahal telatnya, sudah merasa ingin membeli testpack. Padahal untuk beberapa ibu yang baru beberapa hari telat datang bulan, hamil atau tidaknya masih belum terlihat di alat pengetes kehamilan tersebut. Setidaknya butuh waktu untuk membuat alat itu bekerja dengan baik. Mungkin 8 sampai 15 hari dari waktu yang ibu biasanya datang bulan, boleh dilakukan pengetesan. Dan sebaiknya dilakukannya dengan air kencing yang keluar pada pagi hari. Kandungannya yang pekat lebih membantu untuk mengoptimalkan fungsi testpack yang ibu sudah beli. Maklum, alatnya sendiri kan terbilang enggak murah.. hee

Nah.. berdoalah dulu sebelum melakukan pengetesan, karena apapun datangnya dari Tuhan.

Kalau sudah mendapatkan hasilnya, dan itu positif, jangan lupa juga berdoa. :)

Alhamdulillah, tes pertama saya mendapatkan hasil yang positif. Mungkin berkat doa orang tua dan mertua juga yang sepertinya sudah tidak sabar menimang cucu. Hehe

Awal kehamilan bulan pertama menjadi awal  perubahan bagi tubuh dan hormon kita. Banyak yang menyenangkan, banyak pula hal tidak terlalu mengenakkannya. Makanya benar kalau di bus trans biasanya mengutamakan wanita yang hamil untuk duduk. Karena memang hamil itu rasanya...... enak. Heheh

Awal dari Cinta Itu Ada

Kami tak saling mengenal satu sama lainnya. Kami tumbuh dengan kehidupan yang berbeda sebelumnya. Kami memilih jalan hidup berbeda. Tempat yang berbeda, mengenal orang yang tidak sama.
Tapi Tuhan mengatur skenarioNya. Dia mempersatukan dua orang yang berbeda.
Ketika hari itu datang, ketika pertama kami bertatap muka, tak ada perasaan apa-apa. Biasa saja.
Kami lantas bersikap dengan sewajarnya. Tak tahu bahwa nantinya kami akan hidup berdua.

Berawal dari hal remeh temeh yang kami lakukan berdua.  Aku mencoba menyangkal perasaanku sendiri. Tapi aku kalah. Rasa rinduku berkata bahwa memang benar aku terkena kutukan cinta, hingga akhirnya aku mulai menyadarinya. Menyadari bahwa dia adalah seseorang yang selama ini tuhan namakan jodoh.

Kami bertemu di tempat kerja. Setiap hari tak pernah kulewatkan tanpa ada dia. Seperti sudah biasa bersamanya. Mungkin itu juga yang membuat kami percaya bahwa telah tiba saatnya. Saat bagi kami memutuskan untuk bersikap bijaksana.

Kami sama-sama dewasa. Tak lagi menginginkan hubungan yang biasa saja. Meski aku seringkali takut akan hal-hal yang pernah kubayangkan sebelumnya. Tapi tindakannya selanjutnya membuatku percaya. Bahwa kami memang pantas untuk bahagia.

Aku mencintainya. Mungkin dia juga sama. Aku rasa iya. Haha.. seringkali aku berkata aku mencintainya. Namun dia jawab sekenanya. Malu mungkin jika menjawab sejujurnya. Tapi aku yakin akan hatinya. Nyatanya kini cincin ini sudah melekat di jari manisku. Kurang apa lagi keyakinanku? He..

Lalu babak selanjutnya pun dimulai...

Saturday 27 August 2016

Kembali lagi

Dan begitulah. Tulisan selalu yang akan membangkitkan kenangan.
Sudah berbulan-bulan sejak kuhapus aplikasi blog di ponselku. Menyebabkanku tak pernah peduli lagi dengan dunia tulis menulis yang begitu kugemari. Disibukkan dengan apa saja yang membuatku lupa untuk menulis. Bukan. Bukan salah siapa-siapa. Salahku sendiri tiba-tiba ingin berhenti. Itu saja. Padahal seingatku pernah kuberjanji pada diriku sendiri akan menciptakan sebuah karya. Haha... cita-cita yang terlupa.