Telah
amat banyak balok-balok memori yang kita susun dalam kehidupan kita. Memori ini
bukan mengenai siapa aku, siapa kamu, melainkan mengenai kita. Kita tertawa,
kita berduka, kita saling diam, marah, tidak suka, dan semua hal yang membuat
kita saling merindu.
Kadang
sedikit salah paham membuat kita saling adu siapa yang benar, di dalam hati
maupun pikiran kita. Mungkin ada juga yang terserak keluar dari mulut yang
kepanasan, Seringkali aku yang membuatmu marah, tapi kau selalu memaafkanku,
kau selalu kembali tersenyum. Kadang pula kau yang membuatku sedikit jengkel.
Entah karena aku yang sedang datang bulan dan emosi meluap, atau memang kau
yang sedang bertingkah menyebalkan. Begitu banyak hal yang membuatku berpikir
betapa kita memiliki hal yang tak kita sukai. Dan aku selalu menikmatinya.
Semoga kau sama.
Sayang,
perjalanan kita masih sampai di sini. Akan ada banyak hal yang akan kita lalui
nanti. Aku jadi teringat betapa aku tak pernah berpikir kau adalah seseorang
yang nantinya akan kucintai sebanyak ini. Kau tau, aku sulit menyukai
seseorang, apalagi mencintai. Butuh waktu sangat lama hingga aku menyadari kau
telah masuk ke dalam hatiku.
Ah, aku
ingat. Dulu hari-hari pertama kita bertemu. Aku sebal ketika suatu malam kau
mengirim pesan di ponselku. Sok mengerjaiku, kan? Aku tau itu kamu. Siapa lagi
kalau bukan kamu. Aku tak punya teman dengan nomor lokal. Dan banyak clue yang
membuatku mengira memang itu kamu. Lantas kubiarkan saja hari itu lewat.
Dan kau
ingat pertama kita pergi bersama? Aku mengajakmu. Tentu saja kau masih ingat.
Dan kau mengiyakan ajakanku. Menjemputku. Entahlah.. aku jadi bertanya, apa
memang kau begitu baik? Atau kau memang kasihan padaku? Haa…
Tapi aku
menikmatinya. Aku menikmati kebersamaan kita. Meskipun pembicaraan awal kita
adalah mengenai masa lalumu, masa laluku. Yah, kupikir itu sangat fair untuk
mengenal kamu. Dan kalau boleh jujur, aku mulai nyaman denganmu saat itu. Walau
tentu saja aku tak berpikir untuk menjadikanmu kekasihku. He..
Well,
sudah setahun kita bersama, setahun lebih sih pastinya. Tapi setahun pas pada
tanggal ini. Setahun yang lalu ketika kau mengucapkan keinginanmu untuk
menjadikanku kekasihmu. Hmmm,,, aku tidak menyangka kau akan mengatakannya
padaku. Kupikir kau sedang mengigau. Kau tak pernah tau betapa aku sangat ingin
menertawai hal ini. Serius kamu ingin aku jadi pacarmu? Hehee.. aku sudah
sangat nyaman denganmu walau tidak ada kejelasan di dalam hubungan kita. Dan
yang jelas kamu tau aku menyukaimu, dan aku tau kamu menyukaiku. Taruhan apa??
Yaiyalah. Kalau kau tidak menyukaiku, aku tidak menyukaimu, kita pasti tidak
akan rela menghabiskan waktu bersama, yah, kecuali memang kita merasa tak ada
orang lain lagi yang bisa kita ajak hang out. Wkkwkwkkw.
Sayang,
kau pasti tidak mengira aku mengingat hari ini. Tentu saja aku mengingatnya.
Entah tepat atau tidak. Yang jelas kau memberitahukan bahwa tepat tanggal 10
november, dan itu pasti hari minggu, kau pertama kali memberanikan diri
memintaku untuk menjadi kekasihmu. Hmm… entah setan apa yang merasukimu,
wkkkwkww, tapi aku bahagia kau telah mengucapkan itu. Paling tidak aku tau kau
adalah sebuah kepastian. Dan entah kenapa aku juga bisa mengiyakan. Yang jelas
aku yakin kau mampu membahagiakanku.
Terimakasih,
sayang… semoga kita bisa selalu tertawa, bahagia, berduka, dan menjalani cerita
kita dalam satu buku.. tanpa akhir.. karena akhirnya adalah aku dan kamu.
Selalu seperti itu. I love you
Ihirrrrrr LIta reeek, ojo lali undangan e yoo (nikah e ng Malang ae ojo Jepara) hahhha
ReplyDelete