Sunday 13 January 2013

last night in Bali


Malam terakhir di bali
Tik tok tik tokナhmm.. memang tidak ada jam dinding di sini, kamar kosku. Adanya hanya suara detik jantungku yang semakin berat. Dua bulan. Yah, dua bulan sudah aku di sini, di pulau Dewata. Pulau impian banyak manusia di dunia.
Mungkin begitu singkat perjalananku mencari jati diri di sini. Dan kuketahui bahwa "I don't belong here". Aku memang menyukai budayanya yang kental. Aku memang menyukai tiap sisinya yang eksotis. Penuh kain kotak-kotak hitam putih. Penuh bangunan persembahyangan yang menawan. Penuh misteri. Penuh keeksotisan yang menghipnotis.
Memang hanya beberapa sudut yang baru kujejaki. Hanya sekelumit saja. di belahan Bali lainnya banyak sudut yang masih memohon-mohon untuk kutapaki. Tapi maaf beribu maaf. Mungkin perjalananku berakhir malam ini. bukan berarti aku tak berat meninggalkan pulau yang selalu kupujai ini. berat. Sangat berat. Aku masih ingin menikmati keeksotisan tiap liku-liku yang terjerang matahari.
Jujur, satu yang kutak sukai di sini. Begitu terik. Begitu panas. Begitu berkeringatナ ahナ mungkin itulah yang membuat eksotis. Mungkin saja. tapi overall.. aku menyukai pulau ini.
Aku sempat bingung dan menghadapi keadaan yang dilematis. Kenapa aku berat meninggalkan pulau ini? kenapa aku takut untuk kembali ke tanah air yang jadi saksi saat aku lahir ke dunia ini? kenapa aku resah memutuskan untuk pergi dan melanjutkan hidup di tanah lain di mana aku hidup bertahun-tahun di sana, di kota kelahiranku? Kenapa aku mau melepaskan kesempatan untuk mendapatkan sesapan air yang kuhasilkan sendiri? kenapa aku rela meninggalkan  semua keeksotisan Bali?
Entahlah. aku selalu menakutkan sesuatu yang belum terjadi. sesuatu yang tak kusukai dari diriku sendiri. memang aku selalu menceramahi orang untuk bersabar, berlapang hati, berpikir positif, tapi apa? aku sendiri saja tak bisa melakukannya. Bukankah aku lebih hina dari seorang penipu? Bukankah aku lebih menjijikkan dari seorang murtad? Aku munafik! Aku memunafiki diri sendiri. bukankah itu yang kau nilai dari diriku? Omong doang! Omong tok! Itulah aku.
Bukan. Aku bukan orang yang seperti itu. meski aku begitu, aku selalu berusaha untuk tak begitu. Aku selalu ingin merubah diriku menjadi lebih baik. Aku ingin orang-orang di sekitarku merasa nyaman denganku. Kenyataannya? Nol besar. Aku selalu mengecewakan! Selalu saja membuta mereka menjadi kecewa. Padahal aku tak pernah suka melakukan hal yang bisa membuat orang kecewa. Aku terus berusaha menjaga sikapku untuk tak mengecewakan orang lain. Lalu yang sebenarnya terjadi adalah.. aku tetap tak bisa. selalu saja akhirnya hanya membuat mereka melihatku dengan sebelah mata. Mereka seakan-akan jijik berada di dekatku.
Aku ingin sedikit bertanya. Apakah salah jika mengatakan hal yang tak kusukai terhadap sesuatu yang kujalani? Apakah salah jika aku mencoba memberi masukan dengan mengkritiki apa yang menurutku salah? Ah iya. Benar! Tak semua orang bisa sependapat denganku. Tak semua orang berpikiran sama denganku. Aku mencoba mengingatkan diriku sendiri. aku harus bisa tetap menjaga sikapku. What! Menjaga sikap? Apa berlaku munafik? Apa aku harus bersikap baik terhadap orang yang menurutku sikapnya mengganggu kenyamananku? Apa aku harus diam seperti tak ada masalah saat masalah terjadi di dalam otakku? Apa aku harus membisu melihat ketidak adilan sedang terjadi di sekitarku? Apa aku harus bersikap baik di depan orang lain padahal dibelakangnya aku tak begitu menyukai sikapnya? Apa yang menurutmu harus kulakukan? Diam dan munafik? Atau bilang dan mengkritik?
Entahlahナ.
Otakku memanas, sepanas cuaca malam ini, malam terakhir di Bali. Pulau yang dulu selalu kupujai. Sekarang pun masih. Masih ingin di sini. Tapi sayang, perjalananku selesai untuk kali ini. aku telah memutuskan untuk meninggalkan pulau indah ini. meninggalkan pulau yang belum semua tanahnya kujejaki. Tak apa. aku akan datang lagi. Aku akan datang dengan keadaan yang lebih baik dari hari ini.
Mungkin ini sepenggal cerita yang mungkin berakhir tanda tanya. Tapi aku janji, aku akan menuliskannya suatu saat nanti. Tagihlah janjiku. Ingatkan janjiku agar aku tepati.
Terima kasih sudah menyediakan waktu untuk sekedar menengoki tulisan semrawut ini. terima kasih telah ada bersamaku di sini. Terima kasih menjelma menjadi seseorang yang ada di sampingku di malam terakhir ini. hanya dengan membaca tulisanku ini, terima kasih sekali lagi.
Masih banyak hal yang ingin kulakukan di sini. Aku hanya bisa berkata..Sampai jumpa lagi, BALIナ. Tunggu aku di siniナ

7 comments:

  1. harrrussss datang ksni lagiiii >.<

    ReplyDelete
  2. yesiana lilik mufida13 January 2013 at 11:23

    ke bali lagi, harus membawa yesiiii >.<

    ReplyDelete
  3. Tokoh utama : AKU
    Mengulang kata eksotis :p

    ReplyDelete
  4. Tokoh utama : AKU
    Mengulang kata eksotis :p

    ReplyDelete
  5. Entahlah. aku selalu menakutkan sesuatu yang belum terjadi. sesuatu yang tak kusukai dari diriku sendiri.
    ****
    kalo kataku: Terjebak oleh hujan di hari esok..
    (belum tentu besok akan hujan, tapi udah merasa akan terjebak di tengah2 hujan)

    ReplyDelete
  6. ci vediamo Bali

    ReplyDelete
  7. non vedo l'ora di vederti, AGAIN!! BALIII

    ReplyDelete

Write me your comment