Tuesday, 18 September 2012

mengutuklah di sini!!!!


Kadang ia mengutuk, kadang ia meletup, kadang ia bergemuruh, kadang ia meradang, kadang pula ia tertahan. Amarah. Yah. Amarah. Bagaimana amarah bisa sebegitu gilanya menguasai dirimu? Pasti jarang diantaramu yang bisa mengendalikannya. Lalu?? Bagaimana jika kau tengah terayu oleh jerat amarah yang memerah darah dalam dadamu?? Menggemuruh. Mengoyak pertahanan kendali pedati pada hatimu. Yah, ia AMARAH. Yang memang begitu, semerah darah. Begitu menggelora dan membakar bak api neraka (meski kau belum merasakan seberapa dahsyat panas baranya). Tapi memang begitu. Kau dengan mudahnya terpancing untuk membanting segala. Kau begitu gampangnya tergoda untuk mengutuk menuduh. Kau begitu tertariknya untuk menjerit sesukamu. Meski memang kau tahu, itu akan sedikit melepaskan jeratan amarah itu.
Namun, sadarkah kau tak semua orang tahu bahwa kau hanya tak bisa mengendalikan jiwamu saat itu? tahukah kau tak semua orang paham bahwa emosi memberakutmu hanya sementara? Mengertikah kau bahwa tak semua makhluk sepertimu menerima sikapmu yang tengah terbelenggu amarah itu??? yang mereka tahu mungkin hanya kesakitan pula pada hati mereka karena kau kutuki. Yang mereka bisa hanya tergoda oleh amarah yang akan menggerogoti kesadaran mereka juga karena sikapmu? Tak ada bagusnya memang jika kau terjerat oleh sang amarah. Ia hanya sekelumit ego yang akan membakarmu sendiri nantinya.
Lalu?? Bagaimana caranya agar kau tak tergoda bujuk rayu amarah? Entah. Mungkin kau harus punya jampinya sendiri yang kau percayai. Mungkin dengan menyebut tuhanmu. Mungkin juga dengan kau ikat amarah itu pada gudang yang kosong di luar hatimu. Ah, ikatkan saja amarah itu pada otakmu. Suruh otakmu berkata padanya, sang amarah itu, agar ia tak ingin lagi menguasaimu. Bilang pada otakmu agar berpidato padanya tentang hidup mandiri tanpa bergelayut pada egomu lagi. Kau tahu?? Mungkin saja otakmu akan lebih bijaksana dari hatimu. Tapi tetap kau harus pahami. Tak ada yang bisa sempurna jika hidup sendiri. sinkronkan otakmu pula pada hatimu. Jangan biarkan otakmu itu menguasai sendiri egomu.
Ah, apa yang kubicarakan ini!!! sudah. Aku tadi hanya ingin menghilangkan emosi yang menggerogoti diriku. Olaaaaaa……….mungkin kau bisa menuliskannya saja perasaanmu yang tercengkeram oleh emosi!! Mengutuklah di sini!!!!! Menjeritlah di sini!!! 

No comments:

Post a Comment

Write me your comment