Kadang ia mengutuk, kadang ia meletup, kadang ia bergemuruh,
kadang ia meradang, kadang pula ia tertahan. Amarah. Yah. Amarah. Bagaimana amarah
bisa sebegitu gilanya menguasai dirimu? Pasti jarang diantaramu yang bisa
mengendalikannya. Lalu?? Bagaimana jika kau tengah terayu oleh jerat amarah
yang memerah darah dalam dadamu?? Menggemuruh. Mengoyak pertahanan kendali
pedati pada hatimu. Yah, ia AMARAH. Yang memang begitu, semerah darah. Begitu menggelora
dan membakar bak api neraka (meski kau belum merasakan seberapa dahsyat panas
baranya). Tapi memang begitu. Kau dengan mudahnya terpancing untuk membanting
segala. Kau begitu gampangnya tergoda untuk mengutuk menuduh. Kau begitu tertariknya
untuk menjerit sesukamu. Meski memang kau tahu, itu akan sedikit melepaskan
jeratan amarah itu.
Namun, sadarkah kau tak semua orang tahu bahwa kau hanya tak
bisa mengendalikan jiwamu saat itu? tahukah kau tak semua orang paham bahwa emosi
memberakutmu hanya sementara? Mengertikah kau bahwa tak semua makhluk sepertimu
menerima sikapmu yang tengah terbelenggu amarah itu??? yang mereka tahu mungkin
hanya kesakitan pula pada hati mereka karena kau kutuki. Yang mereka bisa hanya
tergoda oleh amarah yang akan menggerogoti kesadaran mereka juga karena
sikapmu? Tak ada bagusnya memang jika kau terjerat oleh sang amarah. Ia hanya
sekelumit ego yang akan membakarmu sendiri nantinya.
Lalu?? Bagaimana caranya agar kau tak tergoda bujuk rayu
amarah? Entah. Mungkin kau harus punya jampinya sendiri yang kau percayai. Mungkin
dengan menyebut tuhanmu. Mungkin juga dengan kau ikat amarah itu pada gudang
yang kosong di luar hatimu. Ah, ikatkan saja amarah itu pada otakmu. Suruh otakmu
berkata padanya, sang amarah itu, agar ia tak ingin lagi menguasaimu. Bilang pada
otakmu agar berpidato padanya tentang hidup mandiri tanpa bergelayut pada egomu
lagi. Kau tahu?? Mungkin saja otakmu akan lebih bijaksana dari hatimu. Tapi tetap
kau harus pahami. Tak ada yang bisa sempurna jika hidup sendiri. sinkronkan
otakmu pula pada hatimu. Jangan biarkan otakmu itu menguasai sendiri egomu.
Ah, apa yang kubicarakan ini!!! sudah. Aku tadi hanya ingin
menghilangkan emosi yang menggerogoti diriku. Olaaaaaa……….mungkin kau bisa
menuliskannya saja perasaanmu yang tercengkeram oleh emosi!! Mengutuklah di
sini!!!!! Menjeritlah di sini!!!
No comments:
Post a Comment
Write me your comment