Tuesday, 29 January 2013

kesakitanku


Malam makin terlihat larut dengan detak jarum jam yang semakin jelas terdengar. Aku selalu membenci bunyi klik klok itu. aku seperti terkejar sesuatu. Tidak tahu apa. aku hanya berpikir terburu ketika mendengar jarum jam dengan beringasnya berjalan memutar.
Malam ini begitu dingin dan gelap. Namun, cuaca di luar sama sekali tak mengkontaminasi kesakitan yang kualami. Ya. Aku tengah merasakan sekujur tubuhku terbelenggu karat. Panas menjalar, meski tak begitu panasnya seperti matahari membakar. Aku hanya butuh sedikit pijatan dan pelukan. Begitu analisis singkatnya.
Entah apa yang aku rasakan sebenarnya. Mataku lelah. Otakku lelah. Telingaku lelah. Mulutku lelah. Akhirnya hanya terbujur kaku seperti mati seharian ini. tak peduli ada apa di luar sana. tak peduli dengan hatiku yang hampa. Aku sedang tak ingin peduli dengan semua. Benar-benar merasa lelah.
Terbalut selimut tipis dan kaus kaki usang berwarna merah muda aku kembali ingin mengolah-ragakan jemariku. Meskipun otakku benar-benar lelah untuk berpikir, otakku masih saja dipenuhi dan terjejali kata-kata yang ingin kumuntahkan. Aku selalu merindukan keyboard hitam ini. aku selalu ingin merabanya. Ingin kusetubuhi semua titik-titik hurufnya yang berjajar. Ingin kubuat dia menikmati sampai ia melenguh kesenangan. Oh.. andai saja bisa kulakukan hal ini dengan lelaki itu.
Apa? lelaki? Lelaki yang mana lagi yang ingin kusetubuhi? Lelaki mana lagi yang ingin kuhisapi? Tak ada. Mereka bebal. Tak ada yang bisa kuminum dari penis kaku mereka yang hanya bisa meregang. Otak dangkal. Yang hanya dipikirannya hanya kotoran.
Baiklah. Aku sudahi membicarakan lelaki bebal. Membuatku ingin menampar mataku nanar. Tapi sungguh. Mungkin yang kuinginkan selama ini hanyalah lelaki berotak udang. Aku lebih merasa aman dengan mereka yang hanya memikir sebentar lalu tak sadar. Mungkin dengan begitu bisa aku tarikan tarian ularku untuk menghimpit kebebasan mulut mereka berkoar. Mungkin aku bisa memancing mereka dengan lidah ularku yang menjilati tubuh itu. mungkin bisa kuhisap cairan kental dari barangnya yang tegak meminta genggaman. Dengan begitu aku bisa melucuti keperkasaan mereka. dengan begitu aku bisa menjatuhkan mereka.
Ah… aku terlalu lelah menjadi wanita. Wanita yang selalu berkubang dalam tuntutan. Wanita yang tak punya kebebasan. Wanita yang dipikirnya tak punya akal. Jangan-jangan aku jatuh sakit hanya karena memikirkan hal ini? lalu bagaimana aku bisa tersembuhkan? Apa harus kuperkosa lelaki itu satu-persatu? Yah. Mungkin akan kusiksa mereka dengan mengebirinya.

2 comments:

  1. kalo mau buktiin atara cowok dan cewek, mana yang lebih berkuasa, pembuktiannya di atas ranjang.

    siapa yang posisi di atas, siapa mengebiri siapa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @novi rahantan : kayaknya nyonya ini udah berpengalaman nih. hahahaha

      Delete

Write me your comment