Tuesday, 12 March 2013

Kerikil

malam, tidak ku rasa dingin yang menyengat
gelap, embun pagi telah tewas
teriakan burung emprit mulai menyergap
angin berhembus dengan malas

perutku lapar, bapak hanya sajikan pesan
mataku ingin kandas, tapi rongrongan cacing membuatku jengah
kakiku apalagi, terserang semut yang tak tampak
isi kening tercabut dari akal sehat

ah, ada onggokan besi yang bisa ku makan
ku buka bungkusnya yang rapi berkaret baja
lama, ku tunggu sampai nafasku mulai redup
ah, terbuka juga

tubuhku seketika layu mendayu
isi dalam dadaku terjun bebas dalam sebuah kolam penuh paku
bukan besi yang menguatkan tubuhku yang ku telan
batu kerikil tajam!

ku hempas keras nyanyi neraka
aku bangkit tersengal, namun kebal



1 comment:

Write me your comment