Sunday, 8 November 2015

Before d' Day

Banyak hal yang aku ingat mengenai dirimu.
Hal baik, hal buruk, hal biasa saja. Dan aku memutuskan untuk meminuskan hal buruknya. Yah, karena buruknya lenyap. Lupa malah. Saking sedikitnya mungkin. Hehe

Kamu membawa kebahagiaan. Senyumku terkembang bahkan ketika kita hanya saling memandang. Apalagi bercakap-cakap. Banyak hal yang bisa membuatku yakin bahwa orang itu adalah kamu.

Tiba-tiba teringat ketika kamu rela capek-capek, rela hujan-hujan, dengan jarak tempuh lumayan jauh, jemput aku di luar kota... Apalagi dulu.. Kamu bela-belain untuk ke rumah, jemput, balik arah lagi untuk pergi nonton.. Padahal kita hanya beberapa lama baru saling kenal. Tega benar aku saat itu. Maaf sayangku..
Entah aku harus berterima-kasih dengan cara apa. Namun satu hal yang pasti aku kasih sama kamu. Hatiku.
Memang tidak akan pernah cukup. Namun aku punya seluruh usia untuk mencintaimu. Semoga dan semoga kelak aku diberikan umur panjang untuk bisa menyeka keringatmu, berjalan di sisimu, menggandeng anak cucu, menatap keteduhan matamu. Dan ada  begitu banyak hal yang tidak bisa aku sebutkan dalam tulisan entah karena ak terlalu bersyukur untuk kehadiranmu atau aku tak bisa memilih kata yang tepat untuk menuliskanmu. Yang jelas aku berdoa selalu kita akan selalu bersama. Amin..
I love you my hubby to be..

Wednesday, 4 November 2015

Dia

November 2015

Tak terasa sudah hampir sampai di penghujung tahun. Banyak sekali rentetan keinginan yang belum bisa diwujudkan. Nyatanya kehidupan tak pernah bisa ditebak akan seperti apa jadinya. Toh semua pasti Tuhan berikan yang terbaik untuk kita. Tinggal kita saja yang bisa atau tidak untuk ikhlas menerimanya.

Banyak berkutat pada problematika yang membuatku menyerah dengan apa yang sebelumnya kuinginkan. Mungkin belum saatnya. Aku rasa keputusanku untuk kebaikan bersama. Aku rela. Menggerutu pun tak mengembalikan bulan yang dulu dulu.

November 2015
Sudah berlalu dua kali lipat dari tiga ratus enam puluh lima kali matahari terbit.
Aku akhirnya di sini. Mencoba menghela napasku. Beberapa detik terlempar ke memori yang dulu. Dan aku bersyukur aku di sini.

Dua purnama kulangkahi. Ketika aku menjadi abdi. Ketika dia menjadi mimpi yang menyeruak keluar menjadi bukan mimpi. Hanya pasrah menunggu datangnya hari. Berdoa selalu dalam hati. Semoga senyum terkembang di bibir kami.

Namun kembali ku berkutat dalam bongkahan lembek berwarna putih dalam kepalaku. Banyak.. Banyak yang ada di sana bermain dengan isi kepalaku. Ada yang bermain petak umpek, ular tangga, bahkan hanya bermain ayunan sendiri pun ada. Aku disibukkan dengan berbagai permainan mereka.

Aku terhenyak
Menyingkirkan semua dilema.
Aku yakin dia.
Melompat lebih tinggi dari impian yang sebelumnya ada.
Dia.

Tuesday, 27 October 2015

Dear, Mind

Kadang saya merasa terlalu lelah menjadi seperti saya. Saya ingin menjadi semut, yang berkerumun pesta pora. Jika sudah kenyang, kita tertidur di dalam gelas kaca. Lalu wush... Mati kemudian. Sudah. Usai cerita. Tak ada drama.
Kadang saya senang menjadi saya sendiri. Berpikir bahwa tak ada yang mempedulikan saya. Ingin pergi ke samudra tak usah banyak tanda tanya. Ya. Janya jika saya tak mempedulikan yang peduli dengan saya.
Kadang saya ingin menjadi anak kecil. Berlarian ke sana kemari asal saya bergembira dalam hati. Urusan lapar nanti. Paling ibu sudah menyiapkan saya nasi.
Kadang...
Hidup kenapa kadang-kadang? Ya. Karena saya cepat bosan. Bosan dengan ini itu yang sudah saya tau
Bosan...
Kenapa bisa bosan? Ya. Karena saya ingin mencari tau lainnya. Yang tak pernah kutahu sebelumnya.
Apakah itu berarti saya tidak puas dengan menjadi saya sendiri?
Kepuasan pun saya tak tau darimana datangnya. Puas karena kenyang? Karena banyak uang? Punya banyak teman? Punya sandang dan kemewahan?
Terlalu kolot kepuasan yang saya sebutkan.
Tapi apa kita bisa mengecohnya? Jelas.. Pasti pernah suatu ketika kita merasa puas dengan hal itu. Tapi apakah lantas puas seseorang dengan sudah memiliki semuanya?
Jelas TIDAK!
Bukannya kodrat manusia tak bisa berpuas diri? Selalu inginkan yang melebihi. Iya. Sampai kelebihan tak peduli.
Bicara apa saya ini.
Bukan basa basi. Namun hal yang terjadi.
Acak sekali otak ini.

WAKTU

Hal basi namun memang terjadi yaitu waktu terus berlari maju. Entah itu kita juga maju atau tidak, yang jelas waktu tak pernah peduli kesibukan kita.
Waktu tidak melihat bagaimana kita masih kekurangannya dalam satu hari saja. Waktu pun tak mendengar bahwa satu detik sempat terasa begitu berabad lamanya.

Waktu. Dia relatif. Lebih cepat ketika kita membutuhkannya. Lebih lambat saat kita sedang dilanda bencana.
Waktu kadang baik hatinya. Kadang ia kejam tak terhingga.

Bayangkan saja, demi mencari sesuap nasi, beberapa orang digaji perjamnya. Padahal akan butuh banyak waktu dalam sehari untuk mendapatkan satu piring nasi dan lauknya.
Namun melihat beberapa orang lagi, terutama yang patah hatinya, jangankan satu menit, bahkan ia tak lagi membutuhkan waktu untuk ia bangkit. Iyalah. Dia berharap dunia kiamat saja. Biar dia atau siapapun tak ada yang bahagia.

Waktu... Bagaimanakah sebenarnya cara menghitungmu.

Sunday, 28 June 2015

Garang asem trial 1

Puasa udah berjalan bebeberapa hari nih, guys. Masih pada kuat sampe akhir kaaannn?
Hayo ngaku yang udah ada yang bolong! Ga boleh tuh buat cowok-cowok, kan enggak dapet jatah bulanan. Kalau yang cewek juga jangan kesenengan dapet jatah bulanan, tetep harus dibayar tuh hutang puasanya.
Nah, untuk mengisi kekosongan di hari Minggu ini, yuk mari coba browsingin menu masakan. Buat yang sudah jadi ibu rumah tangga khususnya, masakin tuh suaminya biar makin sayang, halah.
Semalam udah buat list apa saja yang mau aku lakuin hari ini. List pertama adalah belanja ke pasar. Hal itu sudah aku lakuin meskipun terasa berat bangun dari kasur yang angetnya kayak tiiiiittt *sensor. Yah, sesuai dengan rencana awal hari ini aku belanja untuk 3 hari ke depan.
Masakan hari ini yang mau aku buat adalah, tatattatatatattataraaaaa
Mau coba bikin garang asem simpel.
Kenapa simpel? Karena biasanya kalau garang asem dikukus pakai daun pisang, hari ini aku buat tanpa pakai daun pisang. Yah, selain enggak punya kebun pisang dan kebun yang lain, juga karena bajet akhir bulan yang menipis, sayang aja kalau buat beli daun dan ngukus yang notabenenya memakan gas yang enggak sedikit.
Daripada ngomong panjang lebar, yuk langsung aja nyari resepnya.
Alhamdulillah, yah. Dunia semakin gampang dengan internet. Enggak usah tanya sana sini dulu buat tau resepnya.
Ini dia resep yang ak kepoin dari web sebelah. Check this out
Karena lupa alamatnya belum disimpan, makasih aja yah buat pemilik akunnya.. tengkyu so much...
Tinggal liat hasilnya nanti sore. Jangan sampai kelewatan. Berhasil atau gagalkah saya????? Huahahahaha


Nah.... akhirnya akhirnya... dengan berkutat lama si dapur, telah sampailah kita pada saat yang ditunggu...
Ini dia hasilnya

Tuesday, 19 May 2015

PANTAI BONDO (OMBAK MATI) JEPARA


Berada di Bangsri Jepara, pantai Bondo dikenal juga dengan Pantai Ombak Mati. Jelas, karena ombaknya hampir tidak ada. Mungkin ombak bisa terlihat agak jelas saat musim yang banyak anginnya. Makanya, banyak para nelayan melebarkan jaringnya pantai ini.



  

Pantai Bondo cukup lengkap fasilitasnya, mulai dari Rumah makan, persewaan alat renang, dan juga tempat bilas. Karena airnya cukup tenang, bisa renang sepuasnya tanpa khawatir terkena ombak. Nah, kalau sudah lelah renangnya dan terasa lapar, bisa langsung menuju rumah makan yang bebaris di bibir pantainya.

Salah satu menu yang di hidangkan. Cumi pedas manis.

  
Selain makanan yang tersaji segar, tempat makannya juga bisa untuk nongkrong dan foto-foto


 Seru, kan?? So, buruan cari waktu deh buat liburan ke pantai ini.




photos belong to: Bams


Pantai lain yang keren di Jepara



Monday, 18 May 2015

Pantai indah Jepara

Banyak banget pantai yang ada di Jepara. Tahu sendiri, dong? Jepara kan salah satu kota yang memang terletak persis di ujung utara Jawa. Makanya, pantainya tersebar ke mana-mana.
Duh, ga seru banget kalau sebagai penduduk dan warga asli kota yang juga dijuluki Kota Ukir ini nggak bagi-bagi indahnya pemandangan pantainya... yukkk
1. Pantai Empu Rancak




Selain bisa lihat pemandangan yang keren, bisa sambil makan ikan bakar atau seafood lain yang dijamin seger. Jadi di pantai Empu Rancak sendiri memang sedia warung-warung yang dilengkapi gazebo super nyaman. Bisa buat keluarga, atau yang mau berduaan. Pastinya romantis abis, apalagi lihat sunset yang WOW.

2. Pantai Bandengan (Tirta Samudra)

Di pantai ini, banyak sekali aneka permainan air yang bisa disewa dari persewaan yang tersebar di sepanjang pantai. Banana Boat, kano, bahkan di sana juga tersedia armada buat yang pengin lanjut perjalanan ke Pulau panjang.

Yang Jelas, di pantai ini setiap akhir pekan ramai dikunjungi. So, kalau mau yang damai nan tentram, mungkin bisa meluangkan pas bukan weekend.








ini nih, yang mangkal buat ke Pulau Panjang


3. Pulau Panjang

Hopla.. ini dia tadi yang disebut-sebut di atas. Pulau Panjang. Slah satu pulau kecil di Jepara yang ditempuh sekitar 20 menit dari pantai Bandengan. Kamu bisa naik kapal yang biaya perorangnya cuma Rp 15.000 pulang pergi.

pemandangan pas di kapal

selfie di kapal. Pak, eksyen dong...hihihi



Nah., bersambung dulu nyak. Masih ada banyak lagi pantai yang aduhaiiiii..... 











Sunday, 17 May 2015

Trip to the nature

Liburan mau ke mana??? Nah. Daripada jauh dari rumah, kebetulan rumah saya di Jepara, makanya nurutin si Bos ke tempat ini. taraaa,.... namanya Desa Wisata Tempur.
pemandangan yang masih belum banyak dirusak kaum kita (red:manusia)

Well... sebenarnya, meskipun masih di Jepara, tempat ini cukup jauh dari rumah. Total perjalanan memakan kurang lebih 150 Km pulang pergi. Jauh ye? enggakk,,. enggak kalau tempat yang dituju benar-benar relaxing.

dari sini udah keliatan seger

selama perjalanan yang nanjak turun disuguhin beginian.

ada sungainya juga.. masih beningg.. kayak perawan. lah





karena laper... nemu warung. makan emi, sama kopi.. diantara bukit, sungai, alam...

ini nih yang spesial. kopinyaaa.. sedepppp





Thank you, Bos... for taking me there..








Thursday, 16 April 2015

Wine glass




Gemerincing gelas saling beradu. Sedikit cairan di dalamnya menyeruak keluar, membasahi meja-meja yang setia dalam diam. Cairan merah yang terpaksa terusir dari biliknya, terbebas dari mulut-mulut pencumbu gelas-gelas kaca. Dan ocehan dari mulut para pencumbu itu lepas dan lantak mengucurkan bualan-bualan hidup mereka.
Ada satu lelaki muda. Dia gemar memakai pakaian ternama. Hanya saja dia tak pernah merebak rahasianya, bahwa ia hanya penjaja batagor tiap pagi harinya. Yah.. ...
Hidupnya, terlalu muda untuk bergaul dengan kawan sebayanya yang perlente kaumnya. Ia terpaksa hanya bisa mendamba, suatu hari ia terbebas menjadi apa yang ia lakukan setiap harinya.
Ada lagi wanita yang memakai rok mini. Ia memakai lipstik merah, semerah darah pada bibirnya sendiri. Membuat ngeri. Membuat bulu kuduk berdiri, hanya jika ia menyeringai dalam gelap hari. Tapi ia cantik sekali, tak terlihat seperti drakuli. Ia pun seksi. Badannya aduhai sekali, tak terlihat sama sekali bahwa hidupnya itu terlibat perang dengan jiwanya sendiri. Ia lelaki. Tak ada yang mengetahui.
Satu lagi yang terlihat tanpa masalah. Wajahnya polos dan rekah. Pemuda berkacamata itu sebenarnya mengalami kegundahan di hati kecilnya. Ia punya pacar dua. Tapi ia akhirnya meninggalkan dua-duanya. Ia tak sanggup lagi menyakiti mereka. Bukannya ia ingin menjadi kejam pada dua wanita kesayangannya. Ia hanya tak bisa. Tak bisa membiarkan hati mereka terluka, mengetahui ada wanita lain yang ada di hatinya. Dua wanita yang ia nodai pula kehormatannya. Entahlah, ia pusing memikirkannya. Ia ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya. Lalu? Apa ia harus menikahi keduanya? Tak bisa ia berpikir dengan akal sehatnya. Sungguh hal yang menyiksa batinnya. Dan ia tahu, wanita-wanita itu pun tersiksa dengan sikapnya. Tapi ia menampakkan wajah yang selalu bahagia. Seperti biasa, tertawa-tawa dengan kelucuannya.
Dentang gelas mulai tak seriuh pada awalnya. Gelas-gelas mulai kosong. Cairan merah habis terteguk. Satu persatu kawanannya yang lain mulai beranjak. Pergi ke suatu tempat yang tak diketahui masing-masing temannya. Mereka mulai berdiri, berciuman pipi, lalu melangkah pergi.
Mereka sama-sama tahu wajah, sama-sama tahu untuk bersenang-senang bersama. Tapi di balik itu mereka sama-sama tak saling mengenal. Hanya dentuman jam di arloji yang setia mengikuti kemanapun mereka pergi. Dan esok pun masih tetap sama. Hanya denting gelas berisi cairan merah yang menyatukan diri mereka. Hanya tegukan dan cumbuan pada bibir gelas yang menghangatkan. Tak perlu saling tau apa masalah yang dihadapi. Cukup mereka tahu bahwa mereka ada untuk berbagi, berbagi gelas yang menyegarkan otak dan hati.

Sunday, 12 April 2015

TAKUT ITU.....




Hal yang paling menakutkan bagiku adalah,

1. Hari ulang tahun
Kenapa? Karena aku disadarkan betapa umur ini kin bertambah. Menua.
Rasanya enggan sekali memikirkan bahwa suatu ketika aku menjadi tua. Keriput di mana-mana. Pori kulit melebar, otot mencuat dan menonjol hingga kelihatan seperti ada cacing di bawah permukaan kulit. Dan parahnya, pasti tubuh tak akan sekuat kita saat usia kita lebih muda.
Kenapa yang kedua adalah karena tuntutan hidup pasti semakin berat. Bukannya mengeluh sebelum berjuang, tapi Kalau boleh minta satu permintaan, ingin rasanya tidak memiliki ulang tahun satu tahun saja, he. Tidak mungkin jugs, sih. Tetap Saja hari itu Maju, bukan mundur.
2. Tahun Baru
Pastinya semua orang bergembira menyambut hari pertama di tahun yang baru. Kalau aku? Sedih, kakak.... Tahulah pasti kita semua ingin kehidupan baru yang lebih baik, lebih menantang, makanya kita repot-repot bi resolusi tahun baru yang bejibun. Aku juga membuat beberapa ancaman, eh, tantangan untuk memotivasi diri agar menjadi semakin semangat menjalani kehidupan yang sebenarnya hanya fana.. loh.... bukan fana, tapi menurut ilmu yang masuk di otakku, kita hidup di dunia itu hanya untuk mencari saku sebanyaknya untuk di akhirat. Gitu.
Nah, kenapa takut dengan tahun baru? Yah karena takut tidak bisa mewujudkan resolusi itu. Nah, kenapa aku membuat list yang aku takutkan itu? Hmmm... biar hits saja.. hihi.
Jadi begini. Aku cuma tidak ingin mengecewakan hatiku sebenarnya alasannya. Tapi seriously, aku juga ingin mewujudkan resolusi yang sudah aku buat agar hidup lebih istimewa. Doakan saya!!!
3. Jatuh cinta
Apa salahnya dengan jatuh cinta? Tidak ada..
Wajar sekali bahwa kita makhluk yang begitu lemah ini merasakan yang namanya jatuh cinta. Jatuh cinta dengan sesama manusia sih tak ada masalah. Kalau jatuh cinta sama yang bukan manusia? Hayolooo... misal, jatuh cinta sama vampir jadi-jadian. Bukan.. maksudnya takut jatuh cinta ini adalah kalau jatuh cinta dengan hal-hal yang tidak baik. Misalnya, malas-malasan, bangun kesiangan, telat janjian atau telat sekolah atau telat kerja, bahkan telat datang bulan pas statusnya masih pacaran. Beberapa contoh itu yang aku ingin tinggal pergi jauh.
Masih banyak hal yang aku takuti yang kalau ditulis bisa jadi novel. Eh, nahlo... dapat ide kan... Seri juga yah misalnya nulis ketakutan yang menghinggapi diri manusia. Menjadikan cerita-cerita itu jadinpelajaran berharga untuk kita.
Ayuk, share yang kamu takutkan. Ceritakan ketakutan kamu, siapa tahu dapat berkahnya loh... hidup yang lebih bermanfaat untuk sesama.
Yang mau share ceritanya, kirim email aku yah...
Kalau mau lebih seru, bisa follow-follow an juga di twitter @leetalit
Thanks for reading.....
Love you all
Love you, darl
Love you, mom, dad
Love you brosis
Xoxo

ONCE UPON A TIME



Ada malam yg bimbang. Ada malam yg kesepian. Ada malam yang malang.
Tapi malam selalu sama. Langit legam.
Tapi malam ini berbeda. Malam tak hitam. Malam tak merabai kesunyian.
Malam tak kerontang dalam nista yang gulita.
Ada sesuatu di sana yang membuat malam menjadi gempita. Kelahiran
manusia kecil tanpa dosa. Dia menangis meraung seperti minta pelukan.
Seperti meminta belas kasihan. Meminta perlindungan. Tapi tidaklah
demikian. Dia benar-benar menangis dalam kericuhan. Hatinya tak
tenang. Sungguh kontras dengan kebahagian yang ditularkannya pada
sekitar. Bahkan malam pun kini berbintang berbinaran.
Benar.
Sungguh dia menangis tak karuan. Diberikan minuman dia muntahkan.
Diberikan pelukan dia polah tak ketulungan. Entah apa yang diminta si
bayi mungil itu.
Hingga malam yang gempita berubah menjadi gelap gulita. Lagi. Awan
menggumpal begitu hebatnya. Ia tak berhenti menangis, si manusia kecil
itu, dan pun langit yang kini murka.
Kobaran guntur, kilatan petir, runtuhan mega kelam. 72jam tanpa henti
hingga tak ada seorang pun berani meramalkan apa yang terjadi
sesungguhnya. Mereka hanya bisa berdoa. Mereka hanya tertunduk tanpa
bisa melakukan apa-apa selain menerima.
Tiga hari berlalu... Tiga malam berpulang.. Hujan tak kunjung padam.
Kegelapan tak jua musnah. Begitu juga tangis manusia kecil tak
berdosa. Tak berhenti juga. Entah apa maunya. Sang bunda hanya bisa
merasa tersiksa, melihat putra tercintanya tak kunjung terdiam dari
tangisannya. Pecah berkeping-keping memekakkan hati dan telinga.
Lalu keajaiban tiba. Awan hitam tersibak. Gumpalannya pecah dan
menguap seketika. Seperti ada malaikat yang meniupkan keceriaan dengan
cuma-cuma. Tangis sang bayi pun terhenti digantikan dengan tangis bayi
di sudut bumi. Tak jauh dari bayi yang tiga hari berturut-turut
menangis tiada henti. Sungguh mereka tak tau apa yang terjadi.
Sebagian justru merasa dipermainkan oleh alam yang mereka huni. Tapi
sebagian berseloroh senang tak terperi.
Begitulah... Ternyata manusia kecil itu meminta pada penciptaNya untuk
segera menurunkan teman kecilnya ke muka bumi. Sama seperti dirinya.
Manusia kecil itu tak ingin merasa sendiri, manusia kecil itu lantas
membuat Tuhan mengabulkan permintaannya. Melahirkan bayi mungil
lainnya untuk menemaninya di bumi. Begitulah akhirnya malam tak lagi
sunyi. Tawa mungil dua manusia kecil itu semakin membangkitkan
bahagia. Dan suatu ketika mereka akan mengetahui. Bahwa mereka akan
cepat atau lambat bertatap muka. Maka kusebutkan bahwa langit pun
berbinar, secerah mentari pagi melihat senyum kecil mereka menghiasi
alam bumi.