Thursday 13 December 2012

POHON RINDANG



Begitu gembiranya. Empat tahun sudah aku berjuang dari semester satu sampai semester delapan. Tepat empat tahun sejak aku menjadi mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di kota dingin ini. empat tahun aku menjalani kehidupan dengan tumpukan buku. Tumpukan materi tugas, tumpukan makalah yang akhirnya tumpukan kertas itu berakhir di tempat sampah setelah berhari-hari mengerjakannya dengan keluh kesah. Ah.. kuliah. berjuta rasa lelah. Namun, banyak juga cerita indah.
Apa? kau ingin tahu bagaimana lingkungan kampusku yang kuhinggapi selama empat tahun itu? ya ya ya. Akan kuberitahu agar kau tak terlalu susah membayangkan aku hidup di tempat seperti apa. aku yakin bahwa kau pasti bingung menempatkan sosokku menginjakkan kaki di mana saat aku menjadi anak kuliahan. Pasti. Kutebak kau akan membayangkan lingkungan yang kau pernah singgahi. Mungkin kau akan membayangkan bahwa akan ada banyak tepat duduk di bawah pohon-pohon rindang. Mungkin juga kau membayangkan sosokku dikelilingi oleh banyaknya mahasiswa yang membawa buku-buku besar di tangannya. Oke. Aku mulai tertawa. Bukan. Tempat itu, kampusku, memang cukup bagus jika kau sekilas melihatnya. Ah, tidak. Kau akan lebih berkesan saja ketika baru pertama kali melihatnya. Itu yang aku rasakan saja mungkin. Entah juga. Begini. Akan aku gambarkan saja. hmm.. bagaimana ya. Aku tak terlalu suka mendetailkan dan menjabarkan dan mendeskripsikan tempat. Aku lebih suka kau mengkhayalnya sendiri. bebas untukmu berkreasi. Tapi tidak. Aku tak akan membiarkan untuk sesukamu di sini. aku yang akan mengarahkan. apa? tak suka? suka-sukaku. ini ceritaku.
baiklah, jangan banyak protes.sekarang dengarkan baik-baik.
Kampus hijau. Kampus abu-abu. Kampus gersang. Alah, sebutan apa yang paling pas? Aku lebih suka memanggilnya kampus gersang. Kau tanya kenapa? karena hampir tidak ada pohon-pohon besar nan rindang di sana. hanya satu. Satu yang besar yang menghiasi taman di bagian depan. Letaknya bersebelahan dengan gerbang utama kampus di mana banyak orang berlalu lalang di sana. ya, benar saja. mau lewat di mana lagi mereka? memang ada lainnya, sih. Ada tiga pintu gerbang pastinya. Satu depan, satu belakang, dan satu yang kecil ada di samping. Mereka bisa melewati diantara ketiganya. Tapi pintu gerbang yang menjadi primadona adalah gerbang utamanya. Oke. Ini tentang pohon yang aku ceritakan. Nah, ini nih. Aku suka lepas kendali ketika sedang bercerita. Kalau ada yang lainnya lagi, pasti aku suka terjebak di dalamnya. Tapi tidak kali ini. semoga saja. hahahaha…
Pohon. Dari dulu aku selalu mengaitkan antara pohon dengan kampus. Ah. Itu karena aku terkena syndrom dari mindset adik kelasku semasa SMA. Dia pikir bahwa semua kampus pasti mempunyai pohon besar dan rimbun di sekitarnya. Nah loh. Dari sini nih aku terjebak dalam mindset kacau seperti ini. canggih betul dia sampai bisa merasuki pikiranku. Dan parahnya, terbawa sampai sekarang. lah? Jangan-jangan kau juga berpikir demikian? Baiklah. Kembali ke topik. Pohon. Di kampus itu memang ada beberapa pohon rindang. Namun sayang, kebanyakan yang mendominasi adala pohon palem yang seakan-akan tak ingin bertumbuh. Kau tahu, kan? pohon palem itu cirri khas dari daerah panas dan berpadang pasir. Itu dia yang menjadikanku berpikir bahwa kampus ini sangatlah gersang. Memang sangat gersang dan tandus. Dan juga panasnya menyengat. Gedung-gedungnya yang berwarna kelabu semakin menambah gersang pemandangan yang minim pohon rindang. Oh Tuhan.. di kampus itu aku selalu mendambakan pohon-pohon rindang. Aku selalu bermimpi bisa bersantai di bawahnya. Melepas penat sehabis mendapatkan kuliah panjang yang membosankan. Yah. Tak terwujud sama sekali. Mungkin bisa saja aku nongkrong duduk-duduk santai di bawah pohon rindang, satu-satunya pohon rindang di kampusku itu. namun, akan ada banyak sekali yang memergokiku di sana. aku tak suka ramai. Aku tak suka melihat banyak orang berlalu lalang. Apalagi setiap menitnya pasti ada saja yang akan melewati taman itu. yah, taman yang berdekatan dengan pintu gerbang. Sangat menyebalkan meskipun itu satu-satunya tempat yang terdapat pohon rindang.

No comments:

Post a Comment

Write me your comment