Tuesday 23 July 2013

tubuh tak bernyawa



suatu kali aku merasa sesak yang sangat. bukan sesak di dada seperti kebanyakan yang orang rasakan. sesak di raga. sepertinya nyawa ini ingin berselancar ke mana ia suka. seperti lelah terperangkap di dalam tubuhku yang lama-lama lemah tak bertenaga. ia, nyawaku, meronta. ia mulai menusukiku dengan kukunya yang panjang dan tajam. ia ingin segera melayang menjauh dari tubuh yang kutelanjangi, tak tahan dengan panas yang disebabkan tusukan nyawaku sendiri. aku marah. semua yang di sekitarku sudah pecah belah. aku menengadah. mulai berpikir bahwa aku memang merasa gelisah. tubuh ini kesakitannya bertambah parah. 
dan semua berakhir sudah. nyawaku kini melesak hingga membuatku berdarah. matamu, mataku mungkin tak bisa menjamah sang darah. namun aku yakinkan dirimu, darah ini berceceran di tanah. nyawaku sudah mulai menjelajah. kini aku hanya sebatang sampah. bangkai penuh nanah, tak bernyawa dan kini lunglai di tanah yang basah. 
aku tak bisa apa-apa tanpa nyawaku yang kini sudah pergi. ia berkelana seorang diri, entah ia akan menyinggahi siapa, aku mulai menanyai diri yang kini berbaring tanpanya. dingin menusuki raga ini. dingin hingga aku ingin mati saja. ah, aku sudah mati ternyata. lalu, kenapa aku bahkan bisa bicara? dengan apa dan siapa aku mengucap kata-kata. oh, aku mulai gila. 
kunanti semalaman. nyawaku terbang entah kemana. mungkin saja ia kini sudah merasa bebas melayang-layang tanpa ada rasa iba. ibanya pada tubuhku yang hanya tulang kulit saja. ia lari dariku. ia menghindari aku yang sudah tak lagi berguna. sebatang tubuh yang sudah renta. benar. aku sadar bahwa kini aku menua. lantas, aku merelakan sang nyawa pergi. mungkin ia juga sudah lelah di sini. memang sudah puluhan tahun ia menemani. sudah saatnya nyawaku kembali. dan ragaku yang tersia ini? mungkin akan kumasukkan kantong plastik saja untuk dimutilasi. siapa tahu ada sumanto lain yang ingin makan bangkaiku. biarlah.., paling tidak aku masih berguna meski hanya seonggok tubuh tak bernyawa.

1 comment:

  1. kesakitan yg menggigit, dan segala bentuk kerumitan yg menghimpit memang bkn perkara indah yg ingin tubuh qt pertahankan lebih lama, pun oleh jiwa qt. Wajar, bila pada titik tertentu tubuh qt merasakan lelah diujung daya nya mengemban berbagai masalah & sakit yg bertubi2.. Namun yg dpt nyawa qt lakukan bukanlah berlari, melainkan bertahan utk menguatkan tubuh qt yg memang hanya sebongkah benda mati sejak mulanya qt trcipta. Yg mati adalah keinginan qt utk merasakan hidup lebih lama.. Yg mati adalah rasa penasaran qt. Dgn berpikir mati maka berarti qt tak lg penasaran akan seperti apa ujung masalah dan sakit yg kian meruncing ini. Benang yg meregang kuat nantinya akan putus jg, bgtupun dgn sgala hal yg menyurutkan gairah hdup ini, nantinya akan berakhir jg pastinya. mungkin hanya sabar&do'a yg bs jd pil pahit yg dpt meredakan segala rupa nyeri yg betah berlama2 menemani qt, namun prcayalah.. Tak ada yg sia2 dr usaha yg baik diatas pengharapan atas ridha-Nya.. Dia mndengar smuanya, kutuk, maki dan segala puja-puji.. Hanya saja IA maha pemaaf yg pada saatnya nanti akan mnngganti smua ini dgn segala bentuk kemudahan yg menenangkan. Mgkin tdk skrg, mgkin nanti..pada kehidupan slnjutnya yg abadi.. Satu hal yg patut qt amini dlm hati, bahwa Janji-Nya adalah pasti. Insyaallah..

    Be strong, my dear!

    ReplyDelete

Write me your comment