Thursday 18 July 2013

muntahan dalam mangkok

Perkenalkan, namaku Exami. Aku ingin menuangkan sesuatu di sini.
Perhatikanlah bahwa setiap kata yang aku keluarkan ini adalah sebuah cerita tentang hati. Hati anak manusia yang merasa belum berpuas hati. Anak manusia yang merasa hidup tak adil lagi. Baiklah, akan kumulai saja apa yang ingin kau jamahi.

Aku selalu iri ketika melihat keluarga mana saja bisa bergembira menyambut berbuka puasa. Aku punya keluarga. Aku punya rumah. Tapi aku tak bisa menikmati setiap kali azan magrib menjelang. Selalu saja ada keributan, entah itu hal kecil, hal besar, selalu saja ada. Tak pernah kudapati bahwa keadaan rumah ini bisa menyamankan hati.
Bukan hanya sekarang hal itu terjadi, namun setiap kali. Aku sampai bosan menghadapi. Aku lelah menanggapi dalam hati. Sampai isi kepalaku hampir penuh dengan masalah ini. Masalah? Entahlah. Aku bahkan tak tahu bahwa hidupku ini adalah suatu masalah. Apa aku harus selalu menghadapi masalah yang aku sendiri tak tahu kenapa masalah itu terjadi?
Aku sadar diri. Ya. Aku harus berusaha menyadarkan diri. Bahwa semua orang memiliki masalah. Semua manusia memiliki kendala dalam hidupnya, merasa hidupnya itu penuh dengan hal yang memberati. Semua sama. Kaya, miskin, tua, muda, bahkan aku sendiri yang tak pernah ingin memiliki masalah, masalah itu pasti saja datang mengunjungi. Sepertinya Tuhan tak betah jika makhluknya hidup tanpa ada kerikil yang menyandungi. Tentu saja. Bayangkan saja jika setiap hari semua berjalan normal. Membosankan. Seperti sebuah film yang hanya ada peran protagonis saja. Monoton. Tuhan maha indah. Tuhan maha menarik. Tentu saja hidup makhluk-Nya akan dibuat semenarik mungkin.
Bagus. Aku seperti seseorang yang sedang menuangkan isi muntahan ke dalam mangkok besar. Seakan-akan ingin kau merasakan muntahan itu, teganya! Aku tega sekali. Tidak. Bukan  itu maksudku yang sebenarnya. Aku ingin kau coba mengerti bahwa ada seseorang di sini yang merasakan hal yang sama seperti yang kau alami. Kau tidak sendiri. Ada aku di sini yang memiliki sandungan juga dalam hidupku yang coba selalu kuperbaiki. Aku rasa perasaanku sudah lega sekarang. Kau pun harus juga.
Ingatlah. Hidupmu, hidupku, sama-sama menarik. Selalu saja lebih menarik jika datang suatu masalah baru yang akan membuatmu semakin dewasa. Semakin mengerti bahwa hidup memang butuh diperjuangkan.
Namun, jika hari ini kau merasa bahwa kau tak punya masalah, berbahagialah. Nikmatilah. Dan bersyukurlah. Karena tidak semua merasakan hal yang kau rasakan sekarang ini. Dan jika suatu kali kau jatuh-bukan berarti aku mendoakan-kau harus membaca lagi tulisan ini. Bahwa kau tidak sendiri. Bahwa Tuhan maha mengetahui, mana hambaNya yang sudah siap menikmati tiap-tiap ujian yang membuat cerita hidup kita semakin menarik untuk diceritakan.

The end

No comments:

Post a Comment

Write me your comment