Begitu banyak permasalahan yang harus dihadapi di dunia ini.
namanya hidup, wajarlah kalau punya masalah. Sayang, tak ada yang suka mendapat
masalah.
Tunggu…
Ada satu yang mengganjal.
Ganjalannya adalah, aku tak sudi dan tak suka termasuk ke
dalam yang namanya mayoritas. Aku anti mayoritas, sebagian besar kemayoritasan.
Tapi tetap ada sebagian yang membuatku lebih suka dikungkung dalam anggota
persekongkolan orang awam itu. Bukannya aku sombong, aku kadang lebih suka
terlibat masalah dari pada bengong tanpa memikir sesuatu. Aku kadang lebih suka
terseret di dalam arus yang deras dari pada mengapung di atas keheningan. Tapi lagi,
aku suka jenuh. Kadang ingin ini, kadang ingin itu. tak pasti.
Siapa di dunia ini yang tidak ingin bahagia? Tak ada! Mau tahu
buktinya? Tuh lihat saja doa-doa yang tersebar di muka dunia. Pasti semua mengandung ingin
berbahagia. Tak satu pun kepala yang mengimpi tentang duka, lara, derita. Tapi tahukah?
Kadang aku menikmatinya. Lugas hatiku memimpin si duka kepada pengembaraan
kata. Mengasikkan bila hanya menyeruputnya dan meninggalkan ampasnya pada
selembar kertas. Sehabisnya? Hanya ingatan dan kenangan yang akan membawaku
lagi pada sejarahku yang terdahulu. Seperti membaca dongeng serial yang pilu. Di
sebalik gundah yang tumpah aku mengenal diriku. Mengingat lagi bagaimana aku
yang akan menjadi dahulu.
Tidak banyak yang menghargai keberadaan derita. Mungkin terkadang
aku juga mengutukinya. Memakinya. Menyumpahinya sekarat dalam debu. ASU, kataku
saat-saat tertentu. Namun kusadarkan lagi jiwaku yang membara. Saat ini
pikiranku mengacu pada satu hal yang akan sedikit mengurangi bebanku. Jadikan masalahmu
sebagai teman, reguk sesuatu yang indah di sana. ajaklah ia berkencan. Cumbuilah
luka yang menganga. Ia seketika akan luluh padamu yang merdeka dari
kesakitannya.
menikmati setiap diksinya, menikmati setiap detail kalimatnya...
ReplyDeletekeep posting !