Thursday 28 February 2013

menjadi tua

hidup dan menjadi tua, dan akhirnya tiada. roda kayak gitu pasti dialamin sama semua orang. ada yang menyukai hidup, ada yang lebih memilih untuk mati. ada yang sampai rela minum sesaji ilmu kebal mati, ada yang rela mati bunuh diri. entahlah.. setiap orang mempunyai jalan hidupnya sendiri. 
tulisan ini terinspirasi dari nenek saya yang sudah renta. dulu dia hidup muda dan sepertinya bahagia, maka dia memilih untuk melanjutkan hidupnya sampai tua. saya kira seperti itu. mungkin juga dia seorang wanita yang kuat, itu pun kalau seandainya saja ia tidak bahagia di masa lalunya. tak ada yang tahu seperti apa perasaannya. hanya beberapa cerita yang sempat saya dengarkan dari mulut nenek saya. dan itu tidak lantas membuat saya bisa menarik kesimpulan apa-apa. 
wanita tua itu, yang merupakan nenek saya, sudah begitu lanjut usia. berjalan lurus saja ia tak kuasa. jangankan berjalan, berdiri tegak ia pun terhuyung. begitu nelangsa hati saya melihat wanita yang tak lain adalah ibunda dari bapak saya. saya jadi berpikir bahwa usia senja adalah momok terbesar dalam hidup tiap manusia. tapi tidak. menjadi tua adalah kenormalan dan kewajaran sebagai manusia. ah, bukan. lebih tepatnya adalah keharusan (itu pun kalau tuhan memberikan kesempatan).
menjadi tua memang hal yang tak diinginkan semua orang, termasuk saya juga pastinya. sayang, kita tak bisa menghindari atau berlari dari masa tua ketika tuhan berkehendak kita menjadi tua. nah, ini dia yang menjadikan beberapa orang memilih untuk mencari aji-aji hidup muda selamanya, atau bahkan bunuh diri di usia sebelum tua. entahlah... suka-suka mereka. suka-suka saya juga memilih yang mana. suka suka tuhan juga mentakdirkan kita seperti apa.
nenek saya memang sudah berusia senja. harapan satu-satunya adalah anak-anak keturunannya bisa menjadi tumpuan hidupnya. sejak saat itu saya sadar bahwa harta terbesar manusia adalah keluarga. dan datu lagi, keikhlasan. dari satu kata ikhlas menjadikan hidup kita lebih bermakna.
PS: ini cuma percikan dari perasaan saya yang bahkan saya sendiri tak tahu kenapa saya menuliskannya dalam kalimat-kalimat yang terasa yang menggantung bagi saya sendiri.

No comments:

Post a Comment

Write me your comment